Agen 20 (A20)


 Karya : Andika Geotama


Sumber Gambar : Andika Geotama
           
     A20 merupakan panggilan bagi sekelompok agen rahasia negara. Agen ini berisikan 20 anggota yang terlatih, sehingga disebut dengan nama Agen 20 (A20). A20 Bertugas mengumpulkan data rahasia diberbagai penjuru dunia demi kepentingan negara. Salahsatu anggota A20 yang paling disegani adalah Roby yang dijuluki Sang Singa. Dikarenakan ketangguhan dan kecerdikanya dalam mengumpulkan data-data rahasia. Roby juga terkenal tidak pernah dekat sama perempuan manapun karena dalam hidupnya hanya untuk bekerja, bekerja, bekerja buat negara.
                 Salahsatu misi yang paling diingat adalah misi menyelidiki negara konflik dengan kode misi A20 Sikat. Saat itu roby diturunkan langsung seorang diri di daerah konflik tersebut. Untuk menyelidiki dan mengumpulkan data penyebab konflik dinegara tersebut demi perdamaian.
Roby         :     A20 Sikat berhasil mengumpulkan data
Jendral    :     Kerja bagus, sekarang siapkan semua                              persiapanmu menuju bandara, 5 jam                             lagi pesawat 
                         Tiba menjemput
Roby         :     Oke siap jenderal                                                                                                                         
                   Setelah meghubungi jenderal dimarkas,Roby segera bergegas mengemasi barang bawaannya ke dalam koper. Setelah selesai mengemasi barang bawaannya,Roby langsung bergegas meuju bandara yang jaraknya sekitar 20 km dari tempat penginapannya.
              Dipertengahan perjalanan Roby merasa curiga terhadap sebuah mobil yang mengikutinya dari awal berangkat menaiki taksi. Dalam perasaan yang penuh kecurigaan,Roby mempersiapkan senjata yang diperlukan bila terjadi ancaman. Selang beberapa menit,Dddbbbbrrraakk....... mobil taksi yang ditumpangi Roby ditabrak dari belakang oleh mobil yang mengikutinya. Seketika mobil taksi tersebut oleng dan menabrak pagar pembatas perkebunan dengan jalan raya. Roby bergegas keluar dari taksi, setelah taksi terhenti oleh sebatang pohon yang besar.Doorrr... rentetan bunyi yang dihasilkan oleh senjata mematikan berjenis AK47 yang mengarah ke Roby.
Roby         :     Kurang ajar, ternyata mereka mengikuti aku dari tadi, aku tidak bisa diam!!!
Roby berkata setelah berhasil menghindar dari kelompok separatis dinegara tersebut. Beberapa menit kemudian Roby melakukan perlawanan dengan menembakan senjata berjenis SS3 V1 kearah kelompok separatis tersebut. Satu orang berhasil dilumpuhkan setelah badanya tertembus peluru. Namun masih tersisa  3 orang lagi yang terhindar dari perlawanan yang dilakukan oleh Roby. Anggota separatis tersebut terus melakukan perlawanan yang sengit. Lantas tidak membuat Roby takut menghadapinya, karena dalam sejarah Roby pernah sendirian menghabisi 20 orang dalam misi perdamaian di wilayah Afrika.
                   Doorrr... bertubi-tubi letusan yang keluar dari masing-masing senjata mereka. Karena kehandalan dan ketangguhan Roby dalam menggunakan senjata, ketiga kelompok separatis tersebut dapat diatasi dengan mudah.
Roby         :     A20 Sikat, keadaan tadi mencekam jendral, aku diserang kelompok separatis
Jendarl    :     Bagaimana data-data yang didapatkan, aman A20 sikat?
Roby         :     Aman terkendali jendral
Setelah pembicaraan mereka melalui satelit telefon, Roby menaiki pesawat menuju Indonesia. Sesampainya di Indonesia, Roby dijemput oleh seluruh anggota A20 menggunakan mobil panser anoa lapis baja, yang berkode RI A20.
Jendral    :     Sang Singa A20 telah kembali ketanah air kita
Sambut jendral kepada Roby yang dijuluki  Sang Singa A20.
Roby         :     Ini data-data dari konflik tersebut jendral
Roby memberikan data rahasia yang berhasil dia ambil
Jendral    :     Kerja bagus Roby Sang Singa

Sesudah itu mereka menuju markas A20 untuk memecahkan kode sandi dari data yang dikumpulkan Roby.
Jendral    :     Kau memang Sang singa Roby, kita sebentar lagi akan mengetahui penyebab konflik
                         Tersebut
Roby         :     Iya jendral, ini pengabdian aku untuk bangsa ini
Jendral    :     Kau telah bekerja baik selama menjadi anggota A20, bekerja dengan gigih, pantang
                         menyerah dan tangguh sa’at berada dilapangan
Roby         :     Terimakasih jendral, ini sudah menjadi tugas aku menjadi anggota A20, jadi aku harus
                         bekerja dengan gigih jendral
Jendral    :     Kau tidak ingin berlibur untuk menyegarkan pikiran? Kau sudah bekerja baik, jadi aku
                         menawarkan liburan cuti untuk kau Roby
Roby         :     Terimakasi, aku ingin bekerja jendral, karena pekerjaanku dapat menghibur dan
                         memberika tantangan tersendiri bagi aku jendral. Beri aku musuh jendral!!!
Roby bersemangat mengungkap keinginanya untuk tetap bertugas
Jendral    :     Okelah Roby, ada pekerjaan baru buat kau Roby, pekerjaan kali ini kau akan membawa
                         nama negri kita tercinata Indonesia. Kita akan meretas data rahasia APEC
Roby         :     Aku siap jendral
Roby dengan semangat menerima tugas selanjutnya
Jendral    :     Kali ini kita tidak perlu ada pertumpahan darah, kita akan menggunakan taktik
                         pendekatan. Karena kau menghadapi seorang profesor. Dia merupakan kunci dalam
                         meretas data APEC           
Roby         :     O’ya kenapa profesor tersebut target kita jendral?
                         Kenapa tidak aku saja turun langsung ke markas target jendral?
Jendral    :     Karena dia juga menyimpan data dari konferensi APEC, kalau kita meretas dimarkas
                         mereka itu sangat sulit. Karena sistem keamanan mereka yang ketat
Roby         :     O.. Oke jendral, aku siap laksanakan tugas
                  
                   Setelah perbincangan mereka, mereka memulai intik memecahkan kode sandi dari data yang berhasil roby kumpulkan. Ke esokan harinya Roby bersiap melaksanakan tugas selanjutnya. Roby kali ini didampingi oleh rekan agen nya yang bernama Hamdi. Mereka berangkat melalui bandara menuju Australia. Beberapa jam perjalanan, mereka tiba di Australia dan mereka segera mencari tempat penginapan.
Roby         :     Kau mengawasi aku dari sini, peringatkan aku bila ada sesuatu yang mencurigakan. Aku
                         mau langsung menuju target
Hamdi      :     Aman tu Roby, ini bawa letakan dipakaianmu
Hamdi sambil memberikan sebuah perangkat yang berukuran kecil
Roby         :     Apa  ini Ham?
Hamdi      :     Ini perangkat pelacak, cara kerjanya seperti radar. Jadi semua aktifitas disekitarmu yang
                         mencurigakan dapat aku pantau. Semua sudah aku atur semua di laptop
                  

                   Setelah memperoleh perangkat tersebut, Roby langsung menuju terget. Roby mendatangi sebuah uiversitas untuk bertemu targetnya, yang merupakan salah satu profesor di universitas tersebut. Namun sayang, profesor tersebut tidak berada ditempat. Lalu Roby bergegas menuju tempat tinggal profesor, yang tidak jauh letaknya dari universitas tersebut. Tetapi dirumah profesor hanya ada seorang gadis, keliatan dari parasnya dari keturunan campuran eropa dan melayu.
Roby         :     Permisi, profesor ada dirumah?
                         Aku ingin bertemu denganya?
Roby menanyakan padaa seorang gadis yang berada dirumah profesor
Thifa         :     Ma,af profesornya tidak ada dirumah
Roby         :     Dia berada dimana?
Thifa         :     Dia lagi keluar bersama kucing kesayanganya
Roby         :     Kira-kira kapan dia pulang?
Thifa         :     Saya tidak tau pasti
Thifa menjawab sambil tersenyum manis kepada Roby

                   Thifa seketika masuk  kedalam rumah. Roby memutuskan untuk menunggu profesor pulang dan duduk disebuah kursi yang terletak dibawah pohon. Namun beberapa jam menunggu profesor tidak datang juga.
Thifa         :     Hey, kamu masih menunggu profesor dari tadi?
Thifa keluar rumah dan membawa sebuah sepeda
Roby         :     Iya aku ingin bertemu denganya
Thifa         :     Profesor kalau keluar lama kembalinya

                   Roby terdiam sejenak, mendengarkan penjelasan dari seorang gadis yang berada dirumah profesor tersebut. Roby berfikir kalau mendekati gadis ini, dia akan bisa masuk rumah profesor dengan mudah. Roby mulai melancarkan taktiknya.
Roby         :     O’ya aku boleh tau nama kamu?
Thifa         :     Boleh kok, nama saya Thifa Azizi. Kamu bisa manggil saya Thifa
                         Kalau nama kamu siapa?
Roby         :     O... kalau nama saya Robert
Roby memberikan nama samaran demi menjaga identitas aslinya
Thifa         :     Kamu tinggal di daerah mana?
Roby         :     Aku datang dari kuta Darwin, aku disini belum ada tempat penginapan
Roby terus melancarkan taktiknya demi bisa masuk rumah profesor dan mengambil data rahasia tersebut
Thifa         :     O.. begitu, didekat tempat penginapanku ada satu unit yang kosong, kamu mau?
                         Harganya $450
Roby         :     Iya aku mau Thifa

                   Roby dan Thifa berjalan menuju penginapanya. Mereka bercerita tentang profesor. Karena profesor tersebut dianggap ilmuan terpenting di Australia, Thifa mengungkapkanya kepada Roby.
Beberapa menit berjalan Thifa dan Roby sampai dipenginapanya. Roby segera memesan satu unti penginapan tersebut.
Thifa         :     Oke, sekarang kamu sudah memiliki tempat tinggal. Disebelah sana nomor 14 tempat
                         penginapan saya. Kalau ada perlu bantuan datang saja ketempat saya itu oke?
Thifa menunjukan lokasi penginapanya kepada Roby
Roby         :     Oke Thifa, Terimakasih atas bantuanmu Thifa
Sambil tersenyum Roby mengucapkan terimakasih kepada seorang gadis yang baik hati kepadanya
Thifa         :     Oke sama-sama Robert

                   Mereka memasuki tempat penginapanya masing-masing. Ke esokan harinya Roby kembali mendatangi rumah profesor, namun lagi-lagi profesor tersebut tidak berada dirumah. Tetapi masih ada seorang Thifa dirumahnya, Robypun mencoba mendekati Thifa lagi.
Roby         :     Hay Thifa, professor tidak ada dirumah lagi?
Thifa         :     Hay juga Robert, tidak ada, dia pergi keluar lagi
Jawab Thifa sambil menoleh kearah Roby
Roby         :     O... Dia keluar bersama siapa Thifa?
Thifa         :     Dia seperti biasa bersama kucingnya lagi Robert
Roby         :     Profesor agak sedikit gila, keluar bersama kucing
Gumam Roby terhadap profesor karena sulit ditemui
Thifa         :     Ya begitulah orang-orang banyak mengatakanya profesor gila
Thifa berkata sambil tertawa meringis

                   Roby terdia memikirkan taktik selanjutnya, untuk memperoleh data rahasia APEC. Roby teringat ucapan jendral “dalam misi kali ini kita tidak perlu ada pertumpahan darah, kita menggunakan taktik pendekatan”
Roby         :     Thifa, malam ini kamu ada acara?
Roby melancarkan taktiknya untuk mendekati Thifa
Thifa         :     Ehmm.. kayaknya tidak ada
Jawab Thifa dengan senyuman yang manis
Roby         :     Malam ini kita makan bersama diluar yuk?
Thifa         :     Kamu mengajak saya kencan?
Thifa menjawab sambil mengalihkan pandangan lembutnya ke arah Roby
Roby         :     Mmm.. tidak, kita makan bersama saja
Roby dengan polosnya menjawab, karena selama ini Roby tidak pernah dekat dengan seorang wanita, apalagi berkencan.
Thifa         :     Okey deh, jam berapa kita makan malamnya?
Thifa tersenyum dengan kepolosan Roby
Roby         :     Jam 7 malam saja Thifa

Sesudah pembicaraan mereka, Roby pergi menuju penginapan Hamdi. Hamdi terlihat sedang berusaha mengacak kode sandi jaringan internet dirumah profesor dari tempat penginapannya.
Roby         :     Bagaimana, bisa kau masuk jaringan rumah profesor gila itu?
Hamdi      :     Wah sulit sekali, maunya langsung dari komputer profesor itu
Roby         :     Oke tenang saja, aku sedang dalam proses masuk kerumah profesor dan mengambil
                         data itu

                   Roby bergegas bersiap untuk makan malam, karena setengah jam lagi akan menunjukan jam 7 malam. Roby bertemu Thifa pada sebuah restoran yang bernuasa tropis. Mereka berdua  mengenal satu sama lainya dengan perbincangan yang sangat akrab.
                   Walaupun Roby melakukan semua itu hanya trik belaka, namun suasana tersebut dapat membuat Roby bahagia. Karena dia tidak pernah merasakan dekat dengan seorang wanita manapun. Setelah makan malam selesai, mereka berjalan berdua melewati sebuah taman kota.
Terlihat pepohonan yang indah dan hamparan rerumputan yang dihiasi oleh tanaman bunga tang begitu menawan, membuat mereka terhanyut terbawa suasana yang menyejukan hati tersebut.
Mereka bercanda tertawa bersama duduk dibangku taman dan ditemani oleh es krim yang mereka makan. Rasa yang begitu indah  membuat hati berdebar-debar. Baru kali ini Roby merasakan kebahagiaan bersama seorang wanita.
                   Mereka pulang setelah menghabiskan waktu berduaan. Hari yang tidak dapat terlupakan bagi seorang Roby, karena dia selama ini sibuk dengan pekerjaanya sebagai agen rahasia.
Sesampainya Roby dipenginapan, Roby teringat bahwa besok merupakan hari ulang tahun Thifa. Roby terdiam dan bingung mau membelikan apa yang bagus untuk hadiah ulang tahunya.
                   Ke esokan harinya, Roby pergi kesebuah toko pakaian. Roby membelikan gaun yang menurutnya cocok untuk Thifa. Setelah membeli gaun tersebut, Roby segera meluncur menuju tempat penginapan Thifa.
Roby         :     Selamat ulang tahun Thifa
Roby memberi kejutan setelah Thifa membuka pintu penginapanya
Thifa         :     Iya terimakasih Robert, darimana kamu tau hari ini ulang tahun saya?
Roby         :     Aku melihat akun email mu semalam Thifa
Thifa lalu menerima kado pemberian Roby. Thifa sangat senang dan bahagia, karena kado tersebut berisi baju gaun impianya selama ini. Thifa sangat terharu dan sedikit meneteskan air mata kebahagiaan.
Roby         :     Kenapa kamu menangis Thifa?
Roby sambil mengusap air mata Thifa yang membasahi pipinya yang imut
Thifa         :     Saya sangat bahagia, karena gaun ini bagus dan merupakan gaun impian saya. Tapi
                         kamu kok tau Robert?
Roby         :     Filing aku saja waktu memilihnya Thifa

                   Setelah itu mereka berdua menuju rumah profesor bersama-sama. Roby mulai merasakan getaran dasyat dihatinya sa’at bersama Thifa. Rasa yang belum pernah Roby rasakan sebelumnya.
Sebelum sampai dirumah profesor, Thifa mendapatkan telefon dari profesor. Profesor ingin Thifa menjemput kucing kesayanganya dikampus. Namun Thifa dan Roby harus menunggu, karena profesor sedang kedatangan tamu. Thifa setelah duduk beberapa menit, dia pergi ke wc kampus dan menyuruh Roby menunggunya sebentar.
Beberapa menit kemudian telefon Roby berdering.
Roby         :     Halo apa Ham?
Rupanya Hamdi menelepon Roby
Hamdi      :     Ada gelagat mencurigakan dirumah profesor, komputernya terlacak seperti sedang
                         mengkopi data. Sebaiknya kau priksa dirumah profesor
Roby         :     Oke aku menuju lokasi

                   Setelah itu Roby langsung menuju rumah profesor. Roby mempersiapkan pistol yang tersimpan didalam bajunya. Dengan mengendap-ngendap Roby memasuki rumah profesor. Setelah berhasil memasuki ruangan kerja profesor, Roby  mengarahkan senjatanya kearah kursi besar milik profesor yang menghadap kebelakang.
Roby         :     Angkat tangan dan putar balik badan cepat!!!
Roby dengan tegas memerintahkan seseorang yang duduk di kursi besar milik profesor

Setelah kursi perlahan diputar, Roby kaget dengan apa yang dilihatnya sa’at ini. Seorang gadis cantik yang tidak asing bagi seorang Roby. Dia adalah Thifa.
Roby         :     Kau sebenarnya siapa?
Roby dengan rasa penuh kekecewaan menanyakan identitas asli Thifa
Thifa         :     Mmm.. aku agen rahasia negri tetanggamu Malaysia
Roby sangat terkejut dengan kenyataan yang ada
Roby         :     Jadi selama ini hanya  berpura-pura bersama aku? Dan kau juga tau aku adalah seorang
                         agen rahasia?
Roby sangat kecewa pada Thifa, karena dia telah membohonginya. Walaupun tidak dapat dipungkiri
Bahwa Roby juga telah membohongi Thifa. Namun rasa yang telah tumbuh dihati Roby terhadap Thifa yang membuatnya sangat kecewa.
Thifa         :     Ya kau benar
Roby         :     Sekaran berikan data yang kau kopi tadi!
Roby sambil menodongkan senjata ke arah Thifa
Thifa         :     Aku tidak mau, ini milik negaraku
Thifa dengan tegas mengungkapkanya

                   Dengan seketika Roby menembakan pistol yang digenggamnya, lalu Roby mengambil data yang di kopi Thifa dan segera meninggalkan rumah profesor.
Roby         :     Aku berhasil mengambil data APEC, persiapkan barang-barang kita dan langsung
                         menuju bandara
                  
                   Roby mengkonfirmasi Hamdi untuk bersiap menuju bandara. Beberapa jam kemudian, mereka terbang menuju Indonesia.
Hamdi      :     Kau kenapa Roby? Tidak seperti biasanya
Hamdi terheran-heran melihat raut wajah Roby, karena seperti orang sedang kecewa. Padahal tidak pernah Roby seperti ini setelah menyelesaikan misi.
Roby         :     Aku tidak apa Ham

                   Dalam perjalanan menuju Indonesia, perasaan Roby begitu kacau dan bersedih. Karena dia telah memiliki perasaan kepada seorang Thifa, yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
Beberapa jam  perjalanan dari Australia, Roby dan Hamdi tiba di Indonesia. Mereka dijemput oleh anggota A20 langsung menuju markas A20.
Jendral    :      

Anggota elit A20 selamat datang kembali
Sambut jendral kepada mereka berdua
Roby         :     Ini data-datanya jendral

                   Jendral terheran-heran melihat Roby, karena ada sesuatu yang lain dari diri Roby. Tidak seperti biasanya raut wajah Roby seperti ini setelah menyelesaikan misi. Lalu jendral berusaha menyelidiki penyebabnya.
Jendral    :        Kenapa setelah menangkap agen rahasia Malaysia kau tidak membunuhnya?
                         Malau membiarkan dia pergi begitu saja?
Jendral merasa curiga denga Roby, karena jarang-jarang dia seperti ini.
Roby         :     Aku tidak ingin membunuh, kemarin jendral pernah mengatakan “ tidak ada
                         pertumpahan darah dalam misi ini”
Roby berusaha menyembunyikan kejadian sebenarnya
Roby         :     Aku ingin istirahat berlibur jendral

                   Jendral sangat terkejut mendengarkan ucapan Roby, karena semakin janggal semua ini. Sebab  sa’at dia diberi tawaran berlibur pada waktu kemarin dia menolaknya dan memilih bertugas.
Namun malah terjadi sebaliknya. Jendral semakin bingung dengan keadaan yang terjadi.
Namun pada akhirnya memberikan izin berlibur, karena Roby telah bekerja keras dan baik selama melakukan tugas, dan Roby merupakan orang terbaik di Agen 20.



Penasaran dengan kelajutanya? Tunggu bagian keduanya

Posting Komentar

0 Komentar