Abu Nawas (Berak Di Tempat Tidur)


Diceritakan Kembali oleh : Andika Geotama


Sumber Gambar : Google


                Suatu hari Abu Nawas kedatangan tiga orang tamu utusan baginda Raja Harun Ar-Rasyid.
“Kami diutus oleh baginda Raja untuk berak ditempat tidurmu. Karena ini perintah Raja kamu tidak boleh menolak”, kata utusan Raja.
“Saya sama sekali tidak keberatan, silahkan saja kalau kalian mampu melaksanakan perintah Raja”, jawab Abu Nawas enteng.
“Betul nih?” tanya utusan Raja
“Iya silahkan saja!” sahut Abu Nawas.
Abu Nawas mengawasi orang-orang itu beranjak ketempat tidurnya dengan gerramm.
Berak ditempat tidur? Betul-betul kurang ajar, kelewatan batas! Dalam hati Abu Nawas sangat geram.
                Pada saat mereka hendak bersiap-siap berak, mendadak Abu Nawas berkata,
“Hai, maaf, ada yang lupa saya sampaikan kepada kalian”
“Apa itu?” jawab utusan Raja
“Saya ingatkan supaya kalian jangan melebihi perintah baginda Raja. Jika kalian melanggar, saya pukul tengkuk kalian dengan pentungan, setelah itu baru saya laporkan kepada baginda Raja bahwa kalian melanggar perintahnya”, jawab Abu Nawas dengan serius. Bahkan Abu Nawas telah memegang pentungan kayu besar.
“Hee apa maksudmu Abu Nawas?” tanya utusan Raja
“Ingat!” Kata Abu Nawas tegas. “Perintah baginda Raja hanya berak ditempat tidur saja”
“Itu betul!” jawab sang utusan Raja
“Hanya berak saja! Jadi kalian tidak boleh kencing ditempat tidurku! Tidak boleh lepas celana! Tidak boleh cebok! Hanya berak saja!” kata Abu Nawas lagi.
“Hmm! Itu tidak mungkin! Kami pasti kencing juga!”.
“Aku pukul tengkuk kalian sekeras-kerasnya!!” Abu Nawas menyanggah.
“Loh kok begitu??” tanya utusan Raja.
“Iya sebab kalian melanggar perintah Raja!” Jawab Abu Nawas.
Mereka berduapun saling pandang dengan cengar cengir.
“Kalau begitu kami tidak sanggup mengerjakan perintah Raja” kata para utusan Raja
“Itu bukan urusan saya!” kata Abu Nawas.
“ Hai Abu Nawas” tiba-tiba terdengar suara Jakfar dari luar pintu rumah. Abu Nawas segera keluar rumah untuk menemuinya dan diikuti tiga utusan baginda Raja yang hendak melaksanakan perintahnya tadi. Jakfar merupakan orang kepercayaan Baginda Raja Harun Ar-Rasyid.
                “Aku mendengar perdebatan kalian. Baginda Raja memang memerintahkan berak ditempat tidurmu. Jika tiga orang ini sanggup mereka masing-masing akan dapat hadiah seribu dihram. Jika gagal maka mereka boleh kau pukul sesuka hatimu”. Kata Jakfar.
“Ohh, begitu! Lalu hadiah dari baginda untukku berupa apa?” tanya Abu Nawas
“Sekarang juga kau boleh menghadap baginda untuk menerima tiga ribu dihram”. Jawab Jakfar
“Hahaha! Abu Nawas dengan riang sembari mengambil dan memukul bokong tiga utusan baginda Raja tersebut”.
“Bukk Bukk...!”
“Ampun Abu Nawas!” teriak tiga utusan tersebut
“Mau berak ditempat tidurku lagi??”
“Tidak! Ampuunn..!” tiga orang utusan Raja tersebut lari terbirit-birit.
Abu Nawas dan Jakfar tertawa terpingkal-pingkal.
“Abu Nawas, baginda yakin kau dapat mengatasi masalah ini. Beliau memang menginginkan kehadiranmu di istana untuk menghibur hatinya yang gundah” ujar Jakfar kepada Abu Nawas.


Posting Komentar

0 Komentar