Karya : Andika Geotama
![]() |
Sumber Gambar : Andika Geotama |
Pagi
yang cerah adalah awal yang baik untuk memulai aktifitas hari ini. Ditemani
secangkir kopi dan roti melengkapi pagi harinya. Seperti biasanya Ezra berangkat pagi pukul 07.00 menuju
kantornya. Menggunakan mobil, Ezra
mengarungi jalanan kota. Kota yang tentram dan damai walaupun tidak
termasuk dalam kategori kota yang maju dengan kegiatan ekonomi yang besar. Namu
Kota Rengat bisa menciptakan kenyamanan bagi orang-orang yang tinggal di
dalamnya. Ezra tiba dikantor selalu lebih awal, karena etos kerja yang tinggi
mebuatnya selalu disiplin. Posisi kepala bagian membuatnya juga disegani teman
kantor, walaupun Ezra masih dibawah Manajer kantor atau posisi kedua tertinggi
di kantornya. Pada hari ini Ezra
mendapat panggilan untuk bertemu manajer kantor. Dalam pertemuan mereka membahahas tentang
pengiriman tenaga ahli ke cabang kantor tempat Ezra bekerja. Cabang kantor yang
dimkasud tersebut terletak jauh di arah barat dari kota Rengat. “Kita
membutuhkan orang yang berkemampuan untuk menyelesaikan permasalahan di cabang
kantor kita, jadi saya menginginkan anda untuk dapat mengatasi permasalahan
tersebut” ungkap manajer. “saya siap dengan tugas tersebut, tapi berapa
bulankah saya harus menetap di cabang kantor tersebut pak?” tanya Ezra. “semua
tergantung seberapa cepat anda dapat menyelesaikan permasalahan tersebut” jawab
manajer.
Setelah
perbincangan mereka, Ezra pun segera mengemas barang-barang keperluan kerjanya
untuk di kantor cabang. Dengan sikap etos kerja yang tinggi hal ini tidak
menjadi penghalang baginya. Ezra berangkat pulang kerumah untuk mengambil
pakaian yang diperlukan serta untuk pamitan kepada keluarganya. Ezra seorang
diri berangkat menggunakan mobil. Dengan ditemani alunan musik rege yang
menambah semangat dalam perjalananya. Ezra akan menempuh perjalanan seharian di jalan raya.
Dipertengah perjalananya, Ezra mendengarkan berita di Radio. Berita tersebut
mengabarkan keadaan kota yang akan dilewatinya nanti dalam keadaan mencekam.
Karena teridentifikasi penyebaran virus terhadap penduduk kota tersebut.
Mendengadar berita tersebut, Ezra langsung memperlambat mobilnya. Dan tidak
jauh dari pandangannya, dilihatnya kendaraan-kendaraan laju berlawanan arah
melewatinya. Hal ini semakin membuat cemas dirinya untuk melanjutkan perjalanan
ke kota tujuanya. Ezra perlahan memasuki kota yang diberitakan radio tadi.
Mobil-mobil polisi terlihat melintasi simpang-simpang jalan dengan cepat.
Diiringi mobil ambulan dan pemadam kebakaran membuat suasana kota benar-benar
menggambarkan dalam keadaan darurat. Ezra dengan hati-hati melintasi jalan kota
tersebut. “apa yang sebenarnya terjadi di kota ini?” ujar Ezra bingung melihat
keadaan tersebut.
Dengan
tekad yang kuat, Ezra tetap melanjutkan perjalananya ke kota tempat cabang
kantornya tersebut. Di persimpangan jalan di kota yang dilintasinya terlihat
orang-orang berlarian seperti ketakutan.
Ternyata di belakang mereka ada sekelompok orang yang mengejar mereka. Sekelompok mayat hidup
seperti zombie dengan darah-darah yang membasahi pakaian mereka. Mata yang putih
serta kulit mereka yang keungu-unguan terlihat jelas urat-urat mereka seperti
keluar. Mereka mengigit orang-orang yang berlarian. Seperti menghisap
darah-darah segar dari manusia yang diterkamnya. Dengan keadaan yang dilihatnya
tersebut, Ezra langsung mempercepat laju kendaraanya menghindari zombie
pemangsa tersebut. Tiba-tiba dari arah samping ada seseorang yang melintas dan
tidak sengaja Ezra menabrak orang tersebut. Lalu Ezra memberanikan diri turun
dari mobil untuk melihat orang yang ditabraknya. Ternyata orang tersebut tidak
bernyawa lagi. “aduh, aku telah membunuh orang” ungkap Ezra. Lalu dia bergegas
menuju mobil, karena para zombie berlarian menghampirinya.
Dengan
rasa ketakutan, Ezra masuk dengan cepat serta langsung menutup pintu mobil.
Zombie-zombie tersebut terlihatnya tengah menyantap korban yang ditabrak mobil
Ezra tersebut. Dari arah depan zombie-zombie berlarian menuju mobil Ezra.
Spontan Ezra menginjak pedal gas mobil laju menghindari serta menabrak
zombie-zombie tersebut. Bercak darah menempel di bagian depan dan kaca mobil.
Sepanjang simpang jalan terlihat orang-orang berlarian. Kekacauan sudah merata
di berbagaian sudut kota tersebut. Kendaraan-kendaraan berserakan di berbagai
sudut jalan. Suasana semakin mencekam, orang-orang di kota tersebut telah
berubah menjadi zombie.
Dalam
keadaan ketakutan dan dengan suasah payah, akhirnya Ezra berhasil keluar dari
kota tersebut dan melanjutkan perjalanan ke kota tujuanya. “virus seperti apa
yang membuat mereka berubah seperti zombie tersebut” Ezra bertanya-tanya
keheranan. “apakah kota tujuanku ini aman dari virus terebut atau sudah mewabah
seperti kota tadi, sebaiknya aku mengubungi temanku diasana” ungkap Ezra dalam keadaan cemas tersebut.
Selang beberapa menit, Ezra singgah di sebuah pom bensin, untuk mengisi bahan
bakar dan menghubungi temanya disana melalui telepon genggam. “ayo
angkat-angkat Bob” ujar Ezra. Beberapakali berusaha menghubungi, namun tidak diangkat-angkat oleh temanya“.
Dilihat sekelilingnya sepi bagaikan suasana di dalam hutan belantara. Biasanya
jalan raya yang banyak dilalui kendaraan ini sekarang dalam keadaan sepi
mencekam.
Terlihat minimarket yang terletak
di bagian dalam pom bensin yang terang tetapi sunyi seperti tidak berpenghuni.
Ezra perlahan memberanikan diri mendekati minimarket tersebut untuk membeli
makanan. Tidak terlihat seseorangpun berada didalam minimarket tersebut. Di
meja kasir juga tidak ada seseorang yang menjaganya. Hanya terdapat kereta-kereta
tempat barang belanjaan yang menemaninya. Tidak terdengan seseorang pun
berbicara, tidak juga terdengar langkah kaki yang biasanya menghentak
lantai-lantai minimarket. Dingin ruangan yang berasal dari AC seperti
menusuk-nusuk menghujam kedalam tulang. Getaran tangan hingga badan tidak dapat
terhindarkan.
0 Komentar