Pangeran Muda : Wabah Misterius (Bagian 8)

Karya  : Andika Geotama

Sumber Gambar Ilustrasi : Google

Bagian 7  (Klik disini untuk baca bagian 7)

       Pangeran Muda dan Mpu Mulawarman berbicara mengenai situasi di dalam istana utama kerajaan. "Pangeran Muda, ada apa engkau jauh-jauh kemari?" Tanya Mpu Mulawarman. "Ada sesuatu hal yang darurat wahai guruku, situasi di istana dalam keadaan bahaya" jawab Pangeran Muda. "Darurat bagaimana maksud Pangeran?" tanya lagi Mpu Mulawarman. "Awal mula semua permasalahan setelah ayahanda jatuh sakit, banyak isu yang beredar bahwa ada orang dalam istana yang menginginkan tahta raja wahai guruku. Dan semua tuduhan itu mereka arahkan ke saya" jawab Pangeran Muda. "Sakit apa Baginda Raja wahai Pangeran?" Tanya Mpu Mulawarman terkejut mendengar berita tersebut. "Beliau terkena wabah misterius yang belum ada obatnya guruku" jawan Pangeran Muda. "Terus kenapa mereka menuduh Pangeran Muda yang akan menjatuhkan tahta raja? Apakah mereka punya bukti" tanya Mpu itu. "Kalau bukti kemarin saya sempat di sidang oleh dewan pengadilan kerajaan dan mereka mempunya bukti, tetapi bukti yang mereka katakan bukan dari saya wahai guruku. Saya di fitnah" ungkap Pangeran Muda. "Buktinya dalam bentuk apa wahai Pangeran?" Tanya Mpu tersebut. "Buku yang berisi tentang pembentukan kerajaan baru dan anehnya di dalam buku tersebut terdapat cap (putra mahkota) milik saya wahai guruku. Mereka semua yakin bahwa buku itu karya tulisan saya" jawab Pangeran Muda. 

       Mpu Mulawarman sudah memprediksi akan terjadi hal seperti ini. Karena dia telah lama mengetahui bagaimana seluk beluk di dalam kerajaan utama tersebut. Dimana ada beberapa pejabat kerajaan yang licik ingin mengambil alih koamndo kerajaan. "Lalu mereka menjatuhkan hukuman seperti apa terhadap Pangeran?" Tanya Mpu tersebut. "Mereka membuang saya di pulau pengasingan wahai guruku" ungkap Pangeran Muda. "Sungguh sangat biadap mereka, Putra Mahkota kerajaan tidak seharusnya menerima hukuman tersebut, apalagi dilandasi oleh fitnah" kata Mpu Mulawarman. "Tetapi ada satu hal lagi yang membuat mereka yakin untuk menjatuhi huluman berat wahai guruku" ungkap Pangeran Muda. "Apa sesuatu tersebut wahai Pangeran?" Tanya Mpu tersebut. "Sesuatu hal itu yang membuat saya jauh sampai di sini wahai guruku. Semua berawal dari tanaman obat yang diberikan oleh tabib kampung itu. Kata dia obat itu sagat bagus. Jadi dengan keyakinan yang mendalam, saya bawa obat itu untuk diberikan kepada ayahanda wahai guruku" jawab Pangeran Muda. "Obat apakah itu wahai Pangeran?" Tanya lagi Mpu Mulawarman penuh penasaran. "Tanaman obat sambung nyawa" jawab Pangeran Muda. Hal ini membuat Mpu Mulawarman terkejut. Karena dia tahu dampak akan tanaman itu. "Ini sangat berbahaya Pangeran, saya tau akibat bila seseorang mengkonsumsi tanaman itu" ungkap Mpu tersebut. "Apakah dampaknya wahai guruku?" Tanya Pangeran Muda penasaran. "Sangat mengerikan wahai Pangeran. Mereka yang memakan sambung nyawa akan mati dan beberapa menit kemudian akan bangkit kembali. Mereka yang bangkit haus akan darah segar manusia wahai Pangeran". Jawab Mpu tersebut.
 
Sumber Gambar Ilustrasi : Google

       Pangeran Muda bertambah yakin bahwa yang disampaikan lelaki yang diselamatkanya memang benar. Bahwa wabah yang menimpa kampung itu berasal dari tanaman sambung nyawa tersebut. Di tambah Maha Guru Mpu Mulawarman mengungkapkan hal yang sama. "Berarti betul kata lelaki itu" kata Pangeran Mida. "Lelaki siapa maksud Pangeran?" Tanya Mpu tersebut. "Salahsatu penduduk yang berasal dari kampung yang sama dengan tabib yang memberikan obat tersebut wahai guruku, siang kemarin saya menyelamatkanya di hutan. Dia menjelaskan malam itu dia di kerjar oleh mayat-mayat hidup di kampung tersebut. Semua berawal dari tanaman obat tersebut wahai guruku". Jawab Pangeran Muda. "Apa.., kampung itu sudah terjangkit wabah itu?" Sangat terkejut Mpu Mulawarman mendengarkan berita tersebut. "Kita harus bersiap membasmi mereka semua, kalau tidak, semua wilayah kerajaan akan terjangkit". Ungkap Mpu tersebut. "Wahai guruku, semua dari mereka sudah kami penggal leher-leher mereka. Kami juga sudah memperhitungkan dampaknya kalau tidak di basmi. Merekalah (sambil menunjuk ke arah para pasukan kerajaan di luar) yang membasmi itu semua wahai guruku" ungkap Pangeran Muda. "Syukurlah wahai Pangeran, kalau kita lengah, perkampungan-perkampungan yang ada di sekitar, bahkan buruknya sampai seluruh wilayah kerajaan akan terjangkit wabah itu. Untung engkau mengambil keputusan dengan tepat wahai Pangeran" ucap Mpu tersebut. "Cuma yang menjadi permasalahan ayahanda sudah memakan tanaman tersebut wahai guruku" ungkap Pangeran Muda. "Kalau begitu berarti Baginda Raja sudah terkena wabah itu" ucap Mpu Mulawarman dengan sangat sedih. "Apa kondisi terakhir Baginda Raja?" Tanya Mpu tersebut. "Selama di pengasingan, saya tidak mendapat informasi terkini tentang ayahanda wahai guruku, semoga mereka di sana di rawat oleh tabib istana" ungkap Pangeran Muda.

       Hampir 1 jam mereka berbincang empat mata. Saling melepas rindu bagaikan seorang ayah dengan anaknya setelah sekian lama tidak berjumpa. Walaupun pertemuan mereka di saat kondisi kerajaan dalam keadaan darurat wabah. Di sela-sela pembicaraan mereka, tiba-tiba pengawal pribadi Pangeran Muda meminta ijin masuk karena ada kabar buruk. "Ampun tuan Pengeran dan Guru Besar, saya mendapatkan kabar bahwa keadaan istana utama kerajaan dalam kondisi darurat wabah misterius. Karena separuh dari prajurit dan tabib istana terkena wabah tersebut tuan". Ungkap pengawal teesebut. "Bagaimana bisa mereka terkena?" Tanya Pangeran Muda karena kepanikanya. "Ampun tuan menurut kabar karena tergigit Baginda Raja" jawab pengawal itu. Keadaan hening seketika, tak dapat di ungkap dengan kata-kata. Karena keadaan semakin sulit, akibat wabah misterius itu. "Ijin Pangeran, kita harus bergegas menuju istana utama kerajaan, sebelum semua terlambat dan mereka mengigit ke lainya" ungkap Mpu Mulawarman. Terdiam sejenak Pangeran Muda memikirkan strategi untuk mengatasi ini semua. "Pengawalku, tolong panggil komandan prajurit kadipaten untuk masuk" perintah Pangeran Muda. Setelah itu mereka berkumpul di satu ruangan. "Ada berapa jumlah prajurit di Kadipaten Borneo?" Tanya Pangeran Muda kepada komandan tersebut. "Ampun tuan, jumlah kami semua ada 800 prajurit dan mereka siap menerima tugas tuan Pangeran" jawab komandan itu. "Kita akan menuju istana utama kerajaan untuk membantu memulihkan kondisi dari wabah misterius ini. Bawa 500 pasukan dan sisanya untuk menjaga istana dan perbatasan kadipaten. Jadi bersiaplah untuk menghadapi mereka semua" ucap Pangeran Muda. "Sudah menjadi tugas kami melayani istana kerajaan dan sebuah kehormatan dapat melayani Putra Mahkota" ungkap komandan tersebut. 

Sumber Gambar Ilustrasi : Google

"Sampaikan kabar kepada kadipaten-kadipaten lainya. bahwa keadaan istana utama kerajaan dalam keadaan darurat. Tutup setiap perbatasan-perbatasan kadipaten serta di jaga dengan prajurit lengkap. Dan juga menjelang mereka mengirimkan bantuan prajurit-prajurit mereka sampai ke istana utama, kita sudah dulu mencapai kesana. Karena jarak kita yang paling dekat dengan istana utama kerajaan" perintah Pangeran Muda kepada komandan tersebut. "Wahai Pangeran, saya memiliki murid-murid terbaik yang sudah terlatih dalam memanah dan berkuda. Ijinkan mereka ikut membantu para prajurit kadipaten wahai Pangeran?" Mpu Mulawarman mengajukan anak muridnya tersebut. 

       Setelah pembicaraan mereka selesai. Komandan prajurit kadipaten langsung memerintahkan prajurit pembawa berita untuk manyampaikan perintah Putra Mahkota ke kadipaten-kadipaten lainya. Para prajurit kadipaten bersiap untuk menuju istana utama kerajaan. Murid dari Mpu Mulawarman juga telah siap untuk bertugas.


Posting Komentar

0 Komentar