Delima OSPEK

Karya : Andika Geotama


Sumber Gambar : Google

       Aku adalah salah satu mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di kota ku. Awal perkuliahan ku, dipenuhi dengan rasa hati yang berbunga-bunga. Teringat oleh ku pada masa-masa OSPEK di kampus. Aku banyak bertemu teman-teman baru, yang ramah-ramah dan baik hati. Aku sangat senang  sekali bisa mengenal dan berteman dengan mereka. Tetapi yang membuat diriku lebih semangat mengikuti OSPEK di kampusku adalah seorang wanita yang anggun dan ramah. Kebetulan pada saat itu dia satu regu dengan aku saat masa OSPEK. Dia begitu ramah, menanyakan tentang diriku, begitu bersahabat dan yang tak ketinggalan karena parasnya yang begitu anggun.
                Awal ceritanya, pada waktu penyuluhan untuk persiapan OSPEK, kami dikumpulkan pada suatu ruangan yang cukup besar. Kami disana saling dikenalkan kepada kakak pemimpin setiap regu-regu OSPEK. Kebetulan pada saat itu, pembagian regunya berjumlah 22. Dan aku mendapatkan regu 12 dari 22 regu yang dibentuk. Setelah mengetahui regu yang ditentukan, kami pun disuruh berkumpul dilapangan untuk berkoordinisasi dengan kakak pemimpin regu. Disaat itulah aku bertemu dengan seorang perempuan yang ramah tersebut. Dia yang memulai menyapaku dengan menanyakan asal sekolah dan selanjutnya alamat tinggal. Dan tak ketingglan aku pun balik menanyakan tentang dirinya.Tak tersadar beberapa menit kami habiskan untuk saling menanyakan satu sama lainya.
                OSPEK hari pertama sangat menyenangkan bagiku, walaupun aku dan temanku mendapat hukuman karena terlambat beberapa menit. Disaat itu aku mendapat hukuman berlari mendorong  sepedamotor  sedangkan temanku mendapat hukuman berjalan sambil jongkok hingga barisan regunya. Setelah selesai mendorong motor hingga parkiran, akupun bergegas menuju barisan regu yang  telah ditentukan. Aku bertemu lagi denganya, seorang wanita yang menanyakan tentang diriku waktu hari penyuluhan OSPEK kemarin. Aku merasa bahagia disambut dengan senyuman ramahnya di pagi hari yang belum terlihat sedikitpun sosok mentari dari ufuk timur.
                Setelah semua calon mahasiswa lengkap pada setiap regu, kami pun langsung melaksanakan upacara pagi. Hari pertama OSPEK kami diberi makanan sarapan pagi sebungkus nasi goreng.  Kami diwajibkan tidak menyisakan sedikitpun nasi goreng pada sarapan pagi tersebut. Bila ketahuan menyisakan atau tidak menghabiskan sarapan pagi tersebut, maka satu regu mendapatkan hukuman. Untungnya regu kami tidak terkena hukuman, karena menghabiskan sarapan pagi yang telah disediakan kampus.
                Setelah sarapan pagi, kegiatan berlanjut dengan berjalan menuju sebuah gedung. Kami disana dikumpulkan untuk mendengarkan pembukaan secara resmi oleh ketua kampus kami dan berbagai acara pembukaan lainya. Pada pembukaan tersebut aku sangat semangat sekali, karena pembukaanya diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia  “Indonesia Raya”. Hati ku bergetar, berkobar-kobar, bersemangat mengumandangkan lagu kebangganku Indonesia Raya.
                Setelah pembukaan secara resmi, kami pun melaksanakan berbagai kegiatan OSPEK. Sehari sudah terlewati. Masuk hari kedua, aku dan temanku datang kali ini tepat waktu. Tidak mendapat hukuman dari kakak pamong, seperti hari pertama kemarin. Dan tak dapat terelakan, aku bertemu lagi denganya. Perempuan yang anggun tersebut. Aku bahagia selama didekatnya, karena dia selalu bersahabat dengan diriku dan teman lainya. Disitulah aku jatuh hati dengan dirinya. Terkadang dia melirik ke arahku, namun aku tak sanggup membalas pandanganya tersebut. Karena jantung ini berdebar-debar tak tentu arah saat dirinya melihat ke arah ku. Terkadang aku beranikan diri  juga melihat kearahnya, senyumanya, keramahanya membuatku terpesona dan tak mau memalingkan pandangan begitu indah yang ku saksikan.
                Hari ketiga hingga hari keempat OSPEK, kami tidak lagi melakukan kegiatan di lapangan terbuka, melainkan di dalam ruangan. Pada hari ketiga hingga keempat OSPEK kegiatan yang kami lakukan adalah mengikuti pembekalan ESQ. Pada hari keempat inilah mulai melonjak perasaanku pada sesosok perempuan tersebut. Aku takut terpisah darinya dan berfikir bahwa OSPEK hari ini adalah pertemuan terakhir kami. Aku bimbang, bingung akan melakukan apa, agar komunikasi kami terus terhubung. Kebetulan dia tinggal diluar kota dan dia mengambil paket non-reguler.  Beberapa jam terlewat dan pada menit-menit berakhirnya OSPEK segaligus penutupan. Aku membranikan diri meminta nomor handpone-nya. Aku tunggu dia di pintu keluar gedung tersebut, dan beberapa menit kemudian  dia muncul bersama temanya tersebut. Langsung  aku sapa dia dengan senyuman dan dia dengan spontan membalas senyumanku tadi. Aku menanyakan kabarnya dan dia pun menanyakan kabarku juga. Setelah percakapan tersebut, aku memberanikan diri meminta nomor handpone-nya. Perasaanku kacau, takut bila dia tidak memberikan no hp nya tersebut. Karena pada saat itu orang-orang ramai yang melintasi kami. Dalam hatiku bertanya-tanya, “diberikan tidak yah?”, “kalau tidak diberikan bisa malu nih gue?”. Namun semua pikiran itupun hilang, setelah dia mau memberikan nomor hp. Aku sangat bersyukur, karena tidak takut lagi terpisah selamanya.
                Setelah selesai kegiatan OSPEK dikampus ku. Aku dan teman-temanku pun bergegas pulang. Diatas kendaraan hatiku berbunga-bunga,bahagia karena aku tidak akan tepisah selamanya denganya.
Setelah setibanya dirumah aku bergegas untuk membersihkan badan yang telah bau ini, karena telah mengikuti kegiatan satu harian penuh. Selesainya aku mandi, aku memulai beranikan diri chat denganya. Pertama aku sapa dia, beberapa menit kemudia dia membalas chat ku tadi. Baru chat pertama tadi hatiku girangnya bukan main. Hampir dua jam kami chat an berdua, menanyakan tentang diri masing-masing. Namun hatiku patah pada chat terakhir ini, saat diriku menanyakan “Apakah pacar kamu nggak marah kita chat an berdua?” sindirku menanyakan, karena pada saat itu aku tidak mengetahui apakah dia telah memiliki pacar atau belum.

Setelah  jawaban inilah yang membuatku lemas terbaring,. Dia menjawab “Nggak papa kok, lagian dia nggak tau”. Setelah jawaban sms tadi, aku tak sanggup lagi membalasnya. Jari-jemariku lemas, tanganku terkulai tak berdaya dan pikiranku terbang entah kemana-mana. Perempuan yang selama ini aku sukai ternyata telah miliki pacar.

Posting Komentar

0 Komentar