Pangeran Muda : Wabah Misterius (Bagian 5)

Karya  : Andika Geotama


Sumber Gambar Ilustrasi : Google

Bagian 4  (Klik disini untuk baca bagian 4)

       Pangeran Muda bersama pengawal pribadi terus menyusuri jalan di perkampungan tersebut. Sunyi bagaikan tak berpenghuni. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh seperti orang-orang berlarian. Dari kejauhan terlihat samar-samar mereka berlari ke arah Pangeran Muda dan pengawalnya. Rasa cemas meliputi mereka berdua. Setelah semakin dekat mereka berlari, Pangeran Muda dan Pengawalnya terkejut bukan kepalang. Karena melihat para penduduk kampung tersebut terlihat seperti mayat hidup, yang ingin menerkam mereka berdua. Dengan cepat Pangeran Muda beserta pengawalnya membalikan arah jalan kuda dan berlari menjauhi mayat hidup tersebut.

       Melihat Pangeran Muda dan pengawalnya berlari, membuat para prajurit  terhenti sejenak dalam menyusuri rumah penduduk. "Selamatkan diri kalian, mereka sudah menjadi mayat hidup"  teriak pengawal pribadi Pangeran Muda kepada prajurit kerajaan. Tanpa pikir panjang mereka bergegas berlari mengarahkan kuda mereka mengikuti Pangeran Muda dan pengawalnya. "Mungkin ini ada hubunganya dengan penyakit ayahanda" pikir Pangeran Muda. Mereka belari ke arah pegunungan dekat perkampungan tersebut.

Sumber Gambar Ilustrasi : Google

       Setelah berhasil menghindar dari mayat hidup, Pangeran Muda dan pengawalnya beristirahat di dalam hutan pegunungan tersebut. "Apa yang sebenarnya terjadi di kampung tersebut wahai Pangeran?" tanya pengawal kepada Pangeran Muda. "Sungguh sangat aneh, satu kampung bisa terkena wabah seperti itu. Mungkin ini ada kaitanya dengan sakit Baginda Raja" jawab Pangeran Muda. "Kenapa kita tidak membunuh mayat-mayat hidup tersebut Pangeran?" Tanya pengawal. "Kalau kita paksakan melawan mereka semua, pasti kita akan kalah dan mati. Karena kita kalah banyak jumlah" ungkap Pangeran Muda. "Nanti atau besok kita berjumpa dengan mereka dalam jumlah yang ber imbang, kita tebas leher mereka" seruan Pangeran Muda menyemangati pasukanya.

       Sementara itu kondisi di dalam istana terjadi kekosongan tahta. Dikarenakan Baginda Raja dan Ratu sudah terkena wabah misterius tersebut. Sedangkan anak ke dua dari Baginda Raja yaitu Tuan Putri Diah Ayu Syah lagi mencari ilmu di kerajaan tetangga. Sudah 2 tahun Tuan Putri mengikuti pendidikan disana. Pihak kerajaan sengaja menutupi panyakit yang di derita Baginda Raja dan Ratu agar tidak tersebar di wilayah Kerajaan Nusantara maupun kerajaan lainya. Dengan begitu Menteri Besar Kerajaan Rejaksa Syah dapat menduduki sementara tahta raja untuk mengendalikan kerajaan. Hal tersebut telah di setujui panglima kerajaan, dewan pengadilan kerajaan dan sebagian menteri. Walaupun begitu ada beberapa menteri yang langsung di hukuman penjara dikarenakan tidak menyetujuinya.

      Karena dalam peraturan kerajaan, bahwa yang mewariskan tahta kerajaan adalah anak tertua laki-laki dari raja tersebut. Namun peraturan itu dilanggar oleh Menteri Besar Kerajaan Rejaksa Syah. Dikarenakan alasan bahwa satu-satunya putra mahkota dituduh telah berbuat makar. Dan hal ini di setujui pihak dewan pengadilan kerajaan. Dalam kepemimpinan Rejaksa Syah semua yang bertentangan denganya langsung di masukan ke dalam penjara. 
       
Sumber Gambar Ilustrasi : Google

       Begitu pula dengan nasib Baginda Raja dan Ratu, mereka di sembunyikan di sebuah rumah yang terletak dalam hutan di pegunungan. Sekeliling rumah tersebut di buat pagar yang sangat tinggi. Di setiap bagian atas pagar dipasang ujung tombak agar Baginda Raja dan Ratu tidak bisa memanjatnya dan keluar. Begitulah kejamnya Rejaksa Syah. Bukan mencari obat untuk wabah yang menyerang Baginda Raja dan Ratu, tetapi malah mengurung mereka di dalam hutan.

       Di sisi lain Pangeran Muda masih berada di wilayah hutan Kadipaten Borneo bersama pasukanya. Pangeran Muda ingin mencari penyebab semua ini demi kesembuhan ayahnya. Dari kejauhan terdengar suara seseorang yang berteriak dan hal ini membuat mereka terkejut. "Coba sebagian dari kalian melihat kearah sana" perintah Pangeran Muda kepada parajurit kerajaan. Merekapun menunggangi kuda ke aras sumber suara tersebut.

Posting Komentar

0 Komentar